Budidaya terong bisa dibilang susah-susah gampang tergantung kita menekuninya. Tanaman terong merupakan tanaman yang menghasilkan buah yang sangat familiar dikalangan masyarakat indonesia, tidak hanya permintaan pasar yang tingggi harga jualnya juga tinggi. Hal tersebut yang memicu masyarakat untuk membudidayakannya. Dalam budidaya terong ada tahapan yang perlu di pahami jika menginginkan hasil panen maksimal. Baiklah pada postingan kali ini saya akan berbagi ilmu tentang cara membudidayakan terong untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Berikut adalah tahapan yang perlu dilakukan:
1. Pemilihan Benih Unggul
Pada tahap pemilihan benih unggul sangat lah penting, karena tanaman terong yang baik berasal dari benih yang baik pula. Benih terong bisa didapat dari toko pertanian, ingat sebelum membeli baca terlebih dahulu tanggal kadaluarsanya.
2. Penyemaian Benih Terong
Siapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : Penggunaan pestisida bahan aktif metalaksil (Saromyl 35 SD) sebagai pencegah jamur dapat menghindarkan bibit dari penyakit dumping off . Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang kedalam wadah seperti ember bekas lalu campur kembali tanah dan pupuk kandangnya. sebelum benih di semai lakukan pemeraman beih terongdengan handuk lembab selama 24 jam.
3. Pembibitan
- Siapkan polybag ukuran kecil
- Siapkan media tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 kemudian campur hingga homogen
- Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang kedalam media polybag kecil
- Ambil bibit yang dari tempat penyemaian kemudian tanam kedalam polybag
- Siram bibit setiap pagi dan sore hari
- Setelah bibit berumur 1 - 1,5 bulan, bibit sudah bisa di pindahkan atau ditanam ke lahan
4. Persiapan Lahan
Siapkan lahan yang akan diolah bersihkan dari sampah atau gulma. Dalam pengolahan tanah ini ada dua tahap yakni pembajakan pertama dan pembajakan kedua. Lakukan pembajakan pertama denga tujuan membalik-balik tanah. Setelah pembajakan pertama siap, lahan digenangi airsecara merata kurang lebih 5 jam. Lakukan pembajakan kedua dengan tujuan menghancurkan tanah dan memudahkan dalam membuat bedengan. Beri dan taburkan pupuk dasar sejalan dengan pembajakan kedua agar nantinya unsur hara dalam tanah tercukupi, pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm. Agar tanah terjaga kelembapannya dapat dipasang mulsa hitam perak.
5. Penanaman
Bibit terong bisa ditanam setelah mencapai tinggi 7,5 cm atau bisa dibilang mempunyai 3-4 helai daun sempurna. Tugal bedengan sedalam 10-15 cm dengan jarak 75 cm per lubang. tanam bibit terong kedalam lubang yang siap di tugal. agar tanaman tidak diserang hama gunakan insektisida bahan aktif carbofuran. Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia.
6. Pengairan/Penyiraman
Pengairan dilakukan setiap hari terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor. Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap basah, tetapi hal ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya banyak mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.
7. Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati atau rusak, yaitu pad umur maksimal 15 hari
8. Pemasangan Turus
- Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
- Tancapkan secara individu dekat batang
- Ikat batang atau cabang terong pada turus
- Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
9. Penyiangan
Penyiangan dilakukan setelan tumbuh gulma disekitar tanaman terong. Biasanya penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 75 hari setelah tanam.
10. Pemeliharaan Tanaman Terong
Tahap pemeliharaan tanaman terong dapat berupa penyiraman dan pemupukan, Penyiraman dilakukan rutin setiap pagi dan sore hari. Pemupukan susulan pada umur 21 hari setelah tanam dengan menggunakan pupuk SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman, ZA dosis 2,5 - 3 gram/tanam. Jarak pemberian pupuk dengan tanaman yaitu 10 cm. Pemupukan susulan kedua dilakukan pada waktu tanaman umur 50 hari setelah tanam menggunakan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman. Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
11. Pemangkasan Tanaman
Pemangkasan bertujuan agar tunas-tunas baru dan bunga lebih produktif. Pemangkasan dilakukan dengan memangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama
12. Pengedalian HPT
Pengendalian dapat dilakukan dengan sanitasi lingkungan di sekitartanaman terong jika perlu dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida.
13. Panen Terong
Setelah tanaman berumur 30 hst atau sekitar 15 – 18 hst setelah munculnya bunga tanaman terong siap dipanen tahap pertama. Kriteria panen buah terong layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terong jenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan warna daging masih putih bersih. Dalam jangka waktu dua minggu sekali pemanenan terong dapat dilakukan.
Cukup sekian untuk postingan kali ini, Semoga dapat menembah wawasan kita tentang cara mudah budidaya terong untung besar....
0 comments
Post a Comment